Rekayasa kapasitas silinder Yamaha Mio untuk kebutuhan drag tergolong sangat variatif. Apalagi, barang racing untuk Mio memang tersedia berbagai kebutuhan. Ada yang membuat jadi square yaitu dibuat seimbang antara bore dan strokenya. Ada juga yang overbore, yaitu langkah piston lebih pendek dibanding diameter silinder. Mio garapan Alyamin Bots Speed, jago drag asal kawasan Halim, Jakarta Timur tergolong long stroke.
Sukaryanto alias Kibot, memilih bore x stoke = 66 x 72 mm. Volume silinder jatuhnya di kisaran 246 cc. "Karena untuk kebutuhan drag, long stroke diharapkan mampu mengail putaran bawah lebih mudah," alasan Kibot.
Desain itu didapat dengan menggunakan piston Kawasaki Eliminator dan mengubah posisi pin kruk as agar lebih stroke panjang. Kalau dihitung dari standarnya 57,9 mm, maka bisa dihitung perkiraan pin yang maju di kisaran 2 mm. "Agar lebih kuat setang piston pakai punya Yamaha RX-Z," tambah Rahmat Hidayat, si juragan toko variasi dan bengkel Alyamin.
Untuk menghasilkan power maksimal, Kebot mencoba mengubah desain head. Tentu untuk mencari komposisi perbandingan kompresi optimal dan pas. "Dari beberapa uji coba, saya ketemu dengan perbandingan 13 : 1. Diameter kubah 60 mm," terangnya.
Gas bakar diatur lewat klep yang punya diameter batang 4,5 mm. "Dari Camry, diameternya 34 mm untuk klep in dan 28 mm untuk klep exhaust," terang Rahmat Hidayat sambil jelasin kem diganti dengan produk K1 Kawahara.
Menghindari tenaga muntah hanya di putaran bawah sampai menengah saja, Kebot punya cara. "Girbox diubah 17/39, sementara ubahan pada roller tidak terlalu enteng. Saya coba pake 10-10 gram," ucap pria ramah ini.
Terbukti, ubahan seperti itu menahan power maksimal meledak dikisaran 10.000 rpm. "Joki malah masih merasa bawahnya kurang cepat. Itu yang sedang diriset lagi," tambah Rahmat yang selalau ceria ini.
Toh, Dani Tilil yang jadi jokinya masih bisa berjaya di event drag malam hari khusus skubek di Bekasi beberapa waktu lalu. Di kelas 250 cc terbuka. Waktunya tembus 8,3 detik. Kuenceng, kan?
Padahal, Kebot belum explorasi pengapian. Soalnya, masih pengapian standar. Hanya koil saja yang pakai punya Yamaha YZ125. "Karbu juga pakai Daytona 28. Cuma seting pilot-jet 40 dan main-jet 105. Sedang riset lagi. Mudah-mudahan bakal lebih kencang lagi," janji mekanik yang oleh teman-teman di bengkelnya, dipanggil ustadz Kibot.
DATA MODIFIKASI
Knalpot : Kawahara
Per klep : Japan product
Roller : Kawahara
Boring : Modifikasi
OTOMOTIF DRAG.net
Senin, 09 April 2012
Mio 350cc
Sabtu, 17 Maret 2012
BlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
... Motor Drag Race Collections.
Drag Race.
Motor Drag Race Mio. |
Motor Drag Race Mio Sasis Titanium. |
Motor Drag Race Collections. |
Motor Drag Race Yamaha Mio Putih. |
patah-klep-akibat-cdi-racing
Jangan asal caplok CDI racing untuk pembesut satria FU-150 standar.
Apalagi jika masih mengkonsumsi premium. Resikonya bukan hanya mesin
nglitik tapi juga bisa bikin patah klep. Bukan nakutin tapi ini
terbukti klep putus dan bikin berantakan ruang bakar.
Kejadian mengenaskan itu dialami dua konsumen Hasan Motor di Jl. Kelapa
Dua Raya No. 7 Jakarta Barat. Awalnya memang tidak percaya dan dikira
mengada-ada. Namun jika dianalisis asal-usul dan spek satria FU-150,
gejala patah klep bisa terjadi.
Pertama secara spesifikasi teknik bisa dilihat. Kompresi rasio satria
Fu-150 yang memang sudah lumayan tinggi. Yaitu 10,2:1 bandingkan dengan
motor lokal lain yang hanya bermain di angka 9,2:1. Lumayan tinggi kan
kompresi satria F itu?
Kedua, Satria F-150 cikal-bakalnya dari Suzuki Raider 150 thailand yang
tentunya punya kompresi sama. Bensin di negeri Thai memang tidak
masalah. Bensin di sana memang sudah memiliki oktan tinggi. Di sana
bensin swasta sudah bersaing dan menyodorkan kualitas bagus.
Satria F-150 masuk Indonesia tidak diikuti penurunan kompresi. Jika
diisi bensin lokal macam premium dipastikan ngelitik. “Timing pengapian
minta diundurkan ,” jelas Hasan yang asalnya mekanik resmi Suzuki.
Gejala ngelitik dan ngeretek makin menjadi setelah pakai CDI racing.
Sebab rata-rata CDI racing timing pengapiannya malah lebih maju dari
standar. Apalagi pemakai CDI racing dianggap berduit dan sudah pasti
menggunakan pertamax dan pertamax plus.
Namun cilakan jika pemakai CDI racing masih tetap nenggak premium.
Akibatnya pengapian advanced atau maju tapi bensin belum bisa untuk
dibakar. Akibatnya timbul gejala Pre-ignition atau pembakaran awal
sebelum waktunya ketika piston sedang naik. Berakibat ngelitik dan klep
yang kalah.
Dari kejadian itu Hasan pesan CDI khusus dengan spek sesuai premium.
Caranya melihat timing pengapian Kondisi standar, pada rpm rendah
letikan busi 15 derajat sebelum TMA (titik mati atas) dan rpm atas 38
derajat sebelum TMA. Biasanya CDI racing pada rpm atas dinaikan jadi 40
derajat sebelum TMA. ini yang bikin kelewat maju dan perlu diimbangi
bensin oktan tinggi macam pertamax plus. kalau pakai premium makin
ngelitik dan kruk as bergetar.
Mengatasi itu, Hasan pesan kepada perancang CDI agar tetap menggunakan
kurva pengapian standar. “Namun limiter dibuang. Biar nafas mesin jadi
panjang dan tenaga keluar semua,” jelas mekanik betawi kalem.
BlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
SETTING GIGI RASIO FOR DRAG BIKE
antusias penggemar balap bahkan modifikasi, seperti mengubah lingkar
roda skubek alias skuter bebek. Entah menggunakan lebih besar atau lebih
kecil. Para buanyak alasan! Karena virus bisa mengikuti tren modif
alias, atau hanya mengejar percepatan.
"Tapi, ketika lingkar roda (pelek) sudah berubah, ada harus disesuaikan
lagi. Salah satunya, gigi rasio," ujar Nanang Gunawan, pemilik MCC
Motorsport di Jl. Batu Ampar I, No 100, Condet, Jakarta Timur.
Karena menurut pria yang hafal tentang rasio gigi sekaligus untuk
membuat rasio ini, perhitungan akan berbeda dari menjalankan motor. Ya!
Perbedaan saat menggunakan 14-inch roda lingkar diubah menjadi 17 inci.
Dan sebaliknya.
"Jelas, ketika sepeda mempercepat. Dalam kondisi mesin standar atau
bore-up, 14-inci rim akan lebih cepat dari 17-inch rims," tambah pria
yang katanya sudah melempar tulang untuk pasukan rasio gigi penelitian
ini balap Suzuki tim.
Namun, karena penggantian dari roda kecil masih akan resiko yang besar.
"Akselerasi lebih berat tapi top speed akan lebih tinggi," kata Cokky,
pemilik JP Racing Bintaro. Doi, juga sering bermain di balap pasar
senggol skubek. Jadi, pemahaman juga tentang rasio.
Jadi ini menunjukkan bahwa dua orang menanggung ketika mesin dan lingkar
roda diganti, rasio harus diubah. Jangan hanya mengganti rol aja. Bisa
menggunakan rasio lebih ringan atau berat, tergantung pada kebutuhan.
Tapi ketika menaikkan atau menurunkan rasio, tidak dapat apapun! Apalagi
di skubek! Jika bebek atau sport, ada final gear untuk transfer
kekuasaan. Tapi untuk skubek, ada juga fungsi seperti gigi rolleryang
akhir.
"Perhitungan lainnya, pastikan tenaga mesin tenaga mesin besar,. Tentu
berbeda dengan mesin daya kecil," kata Nanang pusat penelitian untuk
rasio gigi juga skubek. Ya! Logikanya, tenaga mesin yang lebih besar
dari motor dapat memberikan lebih cepat untuk target daripada mesin yang
lebih kecil. Gunakan rasio terlalu ringan, sehingga napas motor yang
keluar lebih cepat.
Pakailah rasio berat, membuat motor jadi lebih lama awalan. Bingung?
Jangan! Di sini, kita mencoba untuk menghitung dengan yuk aja!
Ambil contoh Yamaha Mio. Produsen garputala Gigi rasio standar skubek,
pakai 13/40 mata. Ketika memakai pelek 14 inci, kemudian menghitung
rasio menjadi 13/10 = 14 / X. Maka X = 43,076. Nah, serta skubek sudah
mengganti ban 17 inci. X harus 43,076 menghitung.
Karena jika kita menggunakan 17 inch yang sama namun rasio. Sehingga
tumbuh sejumlah besar alias berat. Ya, 13/40 = 17 / X X = 52,307.
Sekarang, ini adalah penyebab skubek berlari lambat ketika mengubah
kecepatan rims lebih besar tetapi masih lebih besar atas.
Nah, biarkan aku berjalan lebih mantap melaju alias. "Seting Ulang Gigi
Rasio Hubungan Pelek murah Rasio" untuk menggantikan rasio yang tepat.
Di pasaran, sudah ada gigi rasio aftermarket. Harga jual, mulai dari Rp
350 ribuan, tergantung pada merek.
Tanpa merek panggilan, ada dua gigi rasio ditawarkan. Ya, ukuran 15/40
dan 15/39 mata mata. Kedua rasio ini, bisa menjawab kekurangan skubek
berpelek 17 inci. Itu karena perhitungan rasio, rada mirip dengan gigi
rasio standar.
Hitung? Oke! 15/40 = 17 / X agar X = 45,333. Tetapi jika Anda ingin
lebih enteng lagi, silakan memakai ukuran 15/39. Karena hasilnya, 15/39 =
17 / X maka X = 44,155. Begitunya, roda yang lebih besar, saya juga
lebih dipercepat.
Selasa, 13 Maret 2012
NOS
drag pake NOS
Drag pake NOS..??? Puooolll Ngacir nya…!!!
NOS mah..sebutan kita aza mengenai Nitrous Oxide… Jadi NOS, Nitrous Oxygen System, suatu perusahaan yang memproduksi Nitrous Oxide buat keperluan otomotif (bisa car atau motorcycles..). Nitrous Oxide (N2O) secara kimia.. (CMIIW) terdiri dari 2 atom Nitrogen dan 1 atom Oksigen. Pertama kali ditemukan pada saat World War II, yang digunakan pesawat tempur Jerman.. (dikenal sebagai ‘GM-1′ red.) yang langsung diaplikasikan ke intake, saat pesawat berada pada ketinggian tertentu.. mengingat oksigen pada ketinggian tersebut berkurang…!!! Demikian juga British Royal Air.. juga menggunakan Nitrous Oxygen… mengikuti pesawat tempur Jerman…!!! Nitrous Oxygen pada suhu 300 derajat celcius, akan memecah menjadi nitrogen dan oksigen. Nitrous Oxygen mengandung 36% kandungan Oxygen… dibandingkan dengan udara yang hanya 23%. Pada tekanan yang sama…Nitrous Oxygen lebih padat 50% dibandingkan udara. Dan hebatnya.. pada suatu cubic yang sama … Nitrous Oxygen mengandung oksigen 2.3 kali lipat dibandingkan udara biasa.Cara kerjanya sih simple aza.. pada kecepatan optimal.. (dalam artian power sudah maksimal.. gigi udah mentokk…) NOS disalurkan… kedalam intake teruz ke internal combustion chamber dan sewaktu dimampatkan oleh piston… dan ‘bang’ terjadi pengapian.. effectnya tercipta oxygen yang begitu besaar.. ditambah dengan bensin yang poooll.. juga meningkatkan compression ratio.. dan tentu saja power.. karena ‘bang’ nya begitu kuat… maka torsinya pun besar… (’effect kejanggut setaan..’).. imbasnya power juga naik.. dan toop speed bertambah…
Teruz.. ada aturannya nggak make NOS…??? Yah tentulah… kalau oksigen super banyak.. dan bensinnya kecil.. (nggak imbang), maka jadinya parah… nembak-nembak.. or bahkan rusak tuh piston.. Penggunaan yang bener.. pasti bakalan mendongkrak power.. dan dosis kecil saza bisa mendongkrak power 25-35%… Lebih dari 35% kudu punya partz yang didesign khusus.. seperti forged pistons, connecting rods, bearing dsb..!!!
Gue jadi teringat dengan salah satu bro yang mau pasangin NOS di motornya.. Check dulu tuh engine kuat nggak.. diguyur NOS.. khan tahu sendiri.. engine motor kecil.. kualitasnya nggak didesign buat nampung NOS lebih dari 35%… so itung-itung dulu daagh… !!!
Rabu, 12 Oktober 2011
apakah punya drag ithu wajib
teman teman yang merasa sahabat sama braja, braja mau tanya ni betul gak si anak muda wajib punya motor drak.
sebelum teman-teman menjawab braja punya alasan untuk bilang tidak!!!!!!!
emang di jaman sekarang punya motor-motor yang di modifikasi untuk trek-trekan itu terlihat maco dan gaya., namun bagi braja ini ketololan dan cara berfikir yang sangat barbar..
braja bikin posting ini karna pada suatu hari belakangan ini banyak banget orang-orang atau teman-teman braja yang jadi ngeremihin braja gara-gara motor yang braja pake masi perjaka tinting:
macam-macam lah ada yang nyuru (udah bongkar aja masa motor kayak aki-aki gitu)
terus juga ada yang bilang ahh motor lo gak kayak motor anak muda. hehehe braja cuma tertawa saat mereka semua bilang begitu..
bagi braja motor itu kendaraan dan pasti nya harus aman.,
bukan nya pabrik-pabrik suda meriset sebelum meluncurkan produk nya ke pasaran.
semua produk keluaran pabrik itu di buat semaximal mungkin dan seseimbang mungkin.
ngapain kita bongkar-bongkar .. walau jadi kencang untuk apa, saya kan gak suka trek-trekan lagian di jakarta banyak polisi iseng dan lampu merah hampir setiap jengkal terus mau ngebut dimana.
ingat yang wajib itu adalah solat dan beribada
bukan nya punya ini atau punya itu
karna tuhan gak memandang ini itu dari kita
Langganan:
Postingan (Atom)